SAPI PERAH
Kebanyakan
dari mahasiswa sekarang ini tidak tahu mengenai sapi perah, padahal istilah
sapi perah sebenarnya sudah tidak asing kita dengar. Berikut ini saya berikan
sedikit informasi mengenai sapi perah dan perkembangan ternak sapi perah di Indonesia.
Sapi
perah adalah sapi yang dikembangbiakan
secara khusus karena kemampuannya dalam menghasilkan susu dalam jumlah besar.
Dalam sejarahnya, sapi penghasil susu dan sapi pedaging tidak memiliki
perbedaan mencolok, dengan induk yang sama dapat digunakan untuk menghasilkan
sapi yang menghasilkan susu (sapi betina) maupun daging (umumnya sapi jantan).
Saat ini, pengembang biakan sapi lebih terspesialisasi dengan seleksi buatan
untuk mendapatkan sapi varietas khusus yang mampu menghasilkan susu dalam
jumlah besar. Sapi perah dapat digembalakan maupun dipelihara di dalam
kandang secara komersial, dalam usaha peternakan susu.
Usaha
budidaya sapi perah di Indonesia sudah sejak lama dikembangkan. Seiring dengan
perkembangan waktu, budi daya sapi perah diIndonesia dibagi menjadi tiga tahap
perkembangan, yaitu Tahap I (periode sebelum 1980) disebut fase
perkembangan, Tahap II (periode 1980— 1997) disebut periode peningkatan
populasi, dan Tahap III (periode 1997 sampai sekarang) disebut periode
stagnasi. Pada tahap I, perkembangan peternakan sapi perah dirasakan masih
cukup lambat karena usaha ini masih bersifat sampingan bagi para peternak. Pada
tahap II, pemerintah melakukan impor sapi perah besarbesaran di awal 1980-an.
Tujuan dilakukannya impor adalah untuk menstimulasi peternak dalam negeri untuk
meningkatkan produksi susu sapi perahnya. Selainitu, peningkatan populasi sapi
perah ditunjang oleh permintaan akan produk olahan susu yang semakin
meningkat dari masyarakat. Pemerintah mencoba melakukan proteksi terhadap
peternak rakyat dengan mengharuskan Industr Pengolahan Susu (IPS) untuk
menyerap susu dari peternak.Memasuki tahap III, perkembangan sapi perah
mengalami penurunan dan stagnasi. Hal tersebut dipengaruhi oleh kejadian krisis
ekonomi Indonesia. Di samping itu, pemerintah mencabut perlindungan terhadap
peternak rakyat dengan menghapus kebijakanrasio susu impor dan susu lokal
terhadap IPS (Inpres No.4/1998). Kebijakan ini sebagai dampak adanya
kebijakan global menuju perdagangan bebas. Berdasarkan kebijakan tersebut,
peternak dituntut mampu bersaing dengan produk susu dari luar negeri, baik.
Sapi
perah di Indonesia berasal dari Ras Sapi ( Fries Holland/Fresian Holstein).
Sapi ini berasal dari negeri belanda yang dimasukan ke Indonesia pada zaman
penjajahan belanda dulu. Warna sapi ini pada umumnya belang hitam putih.
Setelah Indonesia merdeka, keturunan sapi ini menyebar ke seluruh pulau jawa.
Pada pembangunan jangka panjang tahap pertama yang lalu, sapi-sapi FH
tersebut dimasukan kembali ke Indonesia dari sapi-sapi yang telah dikembang biakan
di Australia, selandia baru dan Amerika. Sapi perah jenis FH ini cocok
dibudidayakan di Indonsia karena iklim tropis yang ada di Indonesia.
Berikut
ini ciri-ciri Sapi Perah Jenis Fresian Holstein :
- Warna belang hitam putih
- Pada dahinya terdapat hitam putih berbentuk segitiga
- Dada, perut bawah, kaki dan ekor berwarna berwarna putih
- Tanduk kecil-pendek menjurus ke depan.
- Tenang, jinak , sehingga mudah dikuasai
- Sapi tidak tahan panas, namun mudah beradaptasi
- Lambat menjadi dewasa
- Warna belang hitam putih
- Pada dahinya terdapat hitam putih berbentuk segitiga
- Dada, perut bawah, kaki dan ekor berwarna berwarna putih
- Tanduk kecil-pendek menjurus ke depan.
- Tenang, jinak , sehingga mudah dikuasai
- Sapi tidak tahan panas, namun mudah beradaptasi
- Lambat menjadi dewasa
Sapi
Friesian Holstein (FH) betina dewasa memiliki bobot badan berkisar antara
550-750 kg sedangkan untuk Friesian Holstein (FH) jantan berkisar antara
800-1.000 kg, Produksi susu dapat mencapai 15-20 liter per hari per masa
laktasi. Diantara jenis sapi perah, Sapi Friesian Holstein (FH) memiliki ukuran
tubuh lebih besar dibandingkan dengan sebagian besar jenis sapi perah yang
lainnya. Bobot lahir anak mencapai 43 kg (Sudono et al. 2003) dan bisa
mencapai bobot lahir 48 kg (Bath et al. 1985). Sapi Dara di kawinkan
pertamakali umur 18-21 bulan dan beranak sekitar umur 28-30 bulan.
Pemberian Pakan
Pakan sapi terdiri dari hijauan sebanyak
60% (Hijauan yang berupa jerami padi, pucuk daun tebu, lamtoro, rumput gajah,
rumput benggala atau rumput raja, daun jagung, daun ubi dan daun
kacang-kacangan) dan konsentrat (40%). Umumnya pakan diberikan dua kali perhari
pada pagi dan sore hari. Konsentrat diberikan sebelum pemerahan sedangkan
rumput diberikan setelah pemerahan. . Hijauan diberikan siang hari setelah
pemerahan sebanyak 30-50 kg/ekor/hari. Pemberian pakan pada sapi perah dapat
dilakukan dengan tiga cara, yaitu system penggembalaan, system perkandangan
atau intensif dan system kombinasi keduanya. Pemberian jumlah pakan berdasarkan
periode sapi seperti anak sapi sampai sapi dara, periode bunting, periode
kering kandang dan laktasi. Pada anak sapi pemberian konsentrat lebih tinggi
daripada rumput. Pakan berupa rumput bagi sapi dewasa umumnya diberikan
sebanyak 10% dari bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1-2% dari BB. Sapi
yang sedang menyusui (laktasi) memerlukan makanan tambahan sebesar 25% hijauan
dan konsentrat dalam ransumnya. Hijauan yang berupa rumput segar sebaiknya
ditambah dengan jenis kacang-kacangan (legum). Sumber karbohidrat berupa dedak
halus atau bekatul, ampas tahu, gaplek, dan bungkil kelapa serta mineral
(sebagai penguat) yang berupa garam dapur, kapur, dll. Pemberian pakan
konsentrat sebaiknya diberikan pada pagi hari dan sore hari sebelum sapi
diperah sebanyak 1-2 kg/ekor/hari. Selain makanan, sapi harus diberi air minum
sebanyak 10% dari berat badan perhari.
Pemeliharaan utama adalah pemberian pakan yang cukup dan berkualitas, serta menjaga kebersihan kandang dan kesehatan ternak yang dipelihara. Pemberian pakan secara intensif dikombinasikan dengan penggembalaan Di awal musim kemarau, setiap hari sapi digembalakan. Di musim hujan sapi dikandangkan dan pakan diberikan menurut jatah. Penggembalaan bertujuan pula untuk memberi kesempatan bergerak pada sapi guna memperkuat kakinya.
Pemeliharaan utama adalah pemberian pakan yang cukup dan berkualitas, serta menjaga kebersihan kandang dan kesehatan ternak yang dipelihara. Pemberian pakan secara intensif dikombinasikan dengan penggembalaan Di awal musim kemarau, setiap hari sapi digembalakan. Di musim hujan sapi dikandangkan dan pakan diberikan menurut jatah. Penggembalaan bertujuan pula untuk memberi kesempatan bergerak pada sapi guna memperkuat kakinya.
Sekian infrmasi tentang sapi perah FH dan pemberian pakannya. Terima Kasih.
Sumber :
peternakanunhas.Produktifitas sapi perah
pada tingkat kepemilikan yang berbeda.http://peternakanunhas.blogspot.co.id/2011/02/produktifitas-sapi-perah-pada-tingkat.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Sapi_perah
Diakses tanggal 05 Desember 2016