Senin, 05 Desember 2016

Sapi Perah dan Pemberian Pakannya

  SAPI PERAH






Kebanyakan dari mahasiswa sekarang ini tidak tahu mengenai sapi perah, padahal istilah sapi perah sebenarnya sudah tidak asing kita dengar. Berikut ini saya berikan sedikit informasi mengenai sapi perah dan perkembangan ternak sapi perah di Indonesia.
Sapi perah adalah sapi yang dikembangbiakan secara khusus karena kemampuannya dalam menghasilkan susu dalam jumlah besar. Dalam sejarahnya, sapi penghasil susu dan sapi pedaging tidak memiliki perbedaan mencolok, dengan induk yang sama dapat digunakan untuk menghasilkan sapi yang menghasilkan susu (sapi betina) maupun daging (umumnya sapi jantan). Saat ini, pengembang biakan sapi lebih terspesialisasi dengan seleksi buatan untuk mendapatkan sapi varietas khusus yang mampu menghasilkan susu dalam jumlah besar. Sapi perah dapat digembalakan maupun dipelihara di dalam kandang secara komersial, dalam usaha peternakan susu.
Usaha budidaya sapi perah di Indonesia sudah sejak lama dikembangkan. Seiring dengan perkembangan waktu, budi daya sapi perah diIndonesia dibagi menjadi tiga tahap perkembangan, yaitu Tahap I (periode  sebelum 1980) disebut fase perkembangan, Tahap II (periode 1980— 1997) disebut periode peningkatan populasi, dan Tahap III (periode 1997 sampai sekarang) disebut periode stagnasi. Pada tahap I, perkembangan peternakan sapi perah dirasakan masih cukup lambat karena usaha ini masih bersifat sampingan bagi para peternak. Pada tahap II, pemerintah melakukan impor sapi perah besarbesaran di awal 1980-an. Tujuan dilakukannya impor adalah untuk menstimulasi peternak dalam negeri untuk meningkatkan produksi susu sapi perahnya. Selainitu, peningkatan populasi sapi perah ditunjang  oleh permintaan akan produk olahan susu yang semakin meningkat dari masyarakat. Pemerintah mencoba melakukan proteksi terhadap peternak rakyat dengan mengharuskan Industr Pengolahan Susu (IPS) untuk menyerap susu dari peternak.Memasuki tahap III, perkembangan sapi perah mengalami penurunan dan stagnasi. Hal tersebut dipengaruhi oleh kejadian krisis ekonomi Indonesia. Di samping itu, pemerintah mencabut perlindungan terhadap peternak rakyat dengan menghapus kebijakanrasio susu impor dan susu lokal terhadap IPS (Inpres  No.4/1998). Kebijakan ini sebagai dampak adanya kebijakan global menuju perdagangan bebas. Berdasarkan kebijakan tersebut, peternak dituntut mampu bersaing dengan produk susu dari luar negeri, baik.
Sapi perah di Indonesia berasal dari Ras Sapi ( Fries Holland/Fresian Holstein). Sapi ini berasal dari negeri belanda yang dimasukan ke Indonesia pada zaman penjajahan belanda dulu. Warna sapi ini pada umumnya belang hitam putih. Setelah Indonesia merdeka, keturunan sapi ini menyebar ke seluruh pulau jawa. Pada pembangunan jangka panjang tahap pertama yang lalu, sapi-sapi  FH tersebut dimasukan kembali ke Indonesia dari sapi-sapi yang telah dikembang biakan di Australia, selandia baru dan Amerika. Sapi perah jenis FH ini cocok dibudidayakan di Indonsia karena iklim tropis yang ada di Indonesia.
Berikut ini ciri-ciri Sapi Perah Jenis Fresian Holstein :
        - Warna belang hitam putih
        - Pada dahinya terdapat hitam putih berbentuk segitiga
        - Dada, perut bawah, kaki dan ekor berwarna berwarna putih
        - Tanduk kecil-pendek menjurus ke depan.
        - Tenang, jinak , sehingga mudah dikuasai
        - Sapi tidak tahan panas, namun mudah beradaptasi
        - Lambat menjadi dewasa

Sapi Friesian Holstein (FH) betina dewasa memiliki bobot badan berkisar antara 550-750 kg sedangkan untuk Friesian Holstein (FH) jantan berkisar antara 800-1.000 kg, Produksi susu dapat mencapai 15-20 liter per hari per masa laktasi. Diantara jenis sapi perah, Sapi Friesian Holstein (FH) memiliki ukuran tubuh lebih besar dibandingkan dengan sebagian besar jenis sapi perah yang lainnya. Bobot lahir anak mencapai 43 kg (Sudono et al. 2003) dan bisa mencapai bobot lahir 48 kg (Bath et al. 1985). Sapi Dara di kawinkan pertamakali umur 18-21 bulan dan beranak sekitar umur 28-30 bulan.





Pemberian Pakan
 
 
      Pakan sapi terdiri dari hijauan sebanyak 60% (Hijauan yang berupa jerami padi, pucuk daun tebu, lamtoro, rumput gajah, rumput benggala atau rumput raja, daun jagung, daun ubi dan daun kacang-kacangan) dan konsentrat (40%). Umumnya pakan diberikan dua kali perhari pada pagi dan sore hari. Konsentrat diberikan sebelum pemerahan sedangkan rumput diberikan setelah pemerahan. . Hijauan diberikan siang hari setelah pemerahan sebanyak 30-50 kg/ekor/hari. Pemberian pakan pada sapi perah dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu system penggembalaan, system perkandangan atau intensif dan system kombinasi keduanya. Pemberian jumlah pakan berdasarkan periode sapi seperti anak sapi sampai sapi dara, periode bunting, periode kering kandang dan laktasi. Pada anak sapi pemberian konsentrat lebih tinggi daripada rumput. Pakan berupa rumput bagi sapi dewasa umumnya diberikan sebanyak 10% dari bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1-2% dari BB. Sapi yang sedang menyusui (laktasi) memerlukan makanan tambahan sebesar 25% hijauan dan konsentrat dalam ransumnya. Hijauan yang berupa rumput segar sebaiknya ditambah dengan jenis kacang-kacangan (legum). Sumber karbohidrat berupa dedak halus atau bekatul, ampas tahu, gaplek, dan bungkil kelapa serta mineral (sebagai penguat) yang berupa garam dapur, kapur, dll. Pemberian pakan konsentrat sebaiknya diberikan pada pagi hari dan sore hari sebelum sapi diperah sebanyak 1-2 kg/ekor/hari. Selain makanan, sapi harus diberi air minum sebanyak 10% dari berat badan perhari.
      Pemeliharaan utama adalah pemberian pakan yang cukup dan berkualitas, serta menjaga kebersihan kandang dan kesehatan ternak yang dipelihara. Pemberian pakan secara intensif dikombinasikan dengan penggembalaan Di awal musim kemarau, setiap hari sapi digembalakan. Di musim hujan sapi dikandangkan dan pakan diberikan menurut jatah. Penggembalaan bertujuan pula untuk memberi kesempatan bergerak pada sapi guna memperkuat kakinya.

Sekian infrmasi tentang sapi perah FH dan pemberian pakannya. Terima Kasih.



Sumber :
peternakanunhas.Produktifitas sapi perah pada tingkat kepemilikan yang               berbeda.http://peternakanunhas.blogspot.co.id/2011/02/produktifitas-sapi-perah-pada-tingkat.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Sapi_perah
Diakses tanggal 05 Desember 2016